Resensi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
Assalamualaikum,
Selamat malam, Readers..
Kali ini aku bakal nulis resensi
novel dari penulis yang novelnya selalu jadi best seller.
Yappp.... Aku bakal resensi novel karya Tere Liye
yang berjudul “Rembulan Tenggelam di Wajahmu”.
Novel ini diterbitkan oleh Penerbit Republika
pertama kali pada tahun 2009 dan sekarang sudah mencapai cetakan ke 35. Tiga
puluh lima gaes tiga puluh lima dalam waktu sepuluh tahun. Oke lanjut.
Novel ini memiliki ukuran 20.5 x 13.5 cm dengan
jumlah halaman iv+425 halaman.
Kita masuk ke sinopsis yang ada di belakang novel
ini yaaa gaes..
Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut marut
kehidupan. Mari berpikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat
bersayap indah datang kepada kita. Lantas lembut berkata: “Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya
tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima pertanyaan.
Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu?”
Maka apakah kita akan bertanya: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah
kita memiliki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?
Ray (tokoh utama dalam kisah ini), ternyata memiliki
kecamuk pertanyaan sendiri. Lima pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna
hidup dan kehidupannya.
Siapkan energi Anda untuk memasuki dunia ‘fantasi’
tere-liye tentang perjalanan hidup. Di sini hanya ada satu rumus: semua urusan
adalah sederhana. Maka mulailah membaca dengan menghela nafas lega.
Nah begitu yang tertulis dibagian belakang novel ini
dengan terdapat tiga komentar pembaca (ini dicover cetakan ke tiga puluh lima
yaa).
Seperti yang diceritakan di belakang cover novel
ini, Ray adalah seorang yatim piatu yang tinggal di sebuah panti yang sangat
dia benci. Ketika usianya menginjak remaja ia memutuskan untuk kabur dari panti
dan hidup bebas di jalanan.
Ia sempat tinggal di jalanan, kemudian bertemu
dengan Bang Ape dan ia tinggal di rumah singgah. Kehidupannya membaik saat
tinggal di rumah singgah sampai suatu hari terjadi sesuatu yang mengharuskan ia
pergi dari sana.
Ray merupakan sosok yang digambarkan dengan
perawakan tegap, gagah, kekar. Ray juga digambarkan sebagai laki-laki penikmat
cahaya rembulan.
Saat berusia dua puluhan Ray bertemu dengan Plee. Dan
menjadi partner dalam pencurian besar-besaran.
Ray bertemu malaikat dengan tatapan lembut saat
keadaannya sebagai pasien yang sedang koma.
Saat membaca novel ini kita akan berpikir sebenarnya
alangkah sederhananya hidup ini. Lima pertanyaan. Lima jawaban. Terdengar sederhana,
namun untuk menemukan jawaban-jawaban itu kita harus melewati lorong waktu. Kilas
balik kehidupan Ray digambarkan sangat jelas dan betapa kita tak dapat
menerka-nerka apa yang akan dituliskan selanjutnya oleh Tere-Liye di halaman
selanjutnya.
Awalnya aku kira di dalam novel ini tidak bakal ada
yang namanya kisah percintaan karena sejak awal sudah rumit sekali permasalahan
yang dihadapi Ray. Ternyata aku salah, di usia dua puluhan
Ray bertemu dengan
seseorang yang akan menjadi pendamping hidup di sini. Si gigi kelinci.
Aku sangat merekomendasikan novel ini karena memang
ceritanya yang syarat akan makna kehidupan, betapa sederhananya hidup ini. betapa
tak dapatnya kita berandai-andai.
Sekian resensi novel dari aku. Maaf jika
mengecewakan.
Wassalamualaikum