Resume Buku Manajemen Kepemimpinan Karya Irham Fahmi
kali ini aku ingin posting resume buku manajemen kepemimpinan ini tugas saat semester II
Resume Buku Manajemen Kepemimpinan
Karya Irham Fahmi
(disusun
untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester mata kuliah Manajemen
Kepemimpinan Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd)
Oleh
:
Farisa
Andanan (1411030237)
Manajemen
Pendidikan Islam
Semester
II/kelas D
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG
1436H/2015M
BAB I
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
A.
Definisi
Manajemen Kepemimpinan
Manajemen
kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara kompeherensif bagaimana
seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumber daya
yanag dimiliki serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku
dalam ilmu manajemen.
Salah
satu bagian terpenting dalam ilmu manajemen adalah mempergunakan seni yang
dimiliki dengan mengerahkan orang-orang untuk tujuan yang dimaksud. Penempatan
kata seni ini menjadi penting dalam konsep ilmu manajemen karena dengan seni
kita bisa memberikan arahan pada seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan
secara tepat.
B.
Konsep
The Right Man and The Right Place
dalam Ilmu Manajemen Kepemimpinan
Penafsiran
konsep the right man and the right place
menjadi menarik pada saat seorang pemimpin melakukan terobosan
penempatan-penempatan posisi jabatan seorang karyawan dalam bentuk promosi
bukan sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Secara otonomi keputusan ini
adalah wewenang seorang pemimpin namun dalam konteks ilmu manajemen ini tidak
tepat.
Kualitas
keputusan kepemimpinan akan menjadi lebih baik jika ia memiliki pemahaman
manajerial dan non manajerial. Sebenarnya penafsiran konsep the right man and the right place bukan
hanya harus dilihat bagaimana menempatkan seorang karyawan sesuai dengan tempat
dan kemampuannya, namun juga harus dilihat sebaliknya bagaimana seorang
pemimpin menempatkan kepemilikan ilmu yang dimilkinya sesuai dengan kepemilikan
keputusan yang dilakukannya.
C.
Manajemen
Kepemimpinan yang Sistematis
Setiap
pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas. Suatu visi
dan misi hanya bisa diwujudkan jika pemimpin itu melakukannya secara
sistematis, artinya suatu visi dan misi diwujudkan secara tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi bisa
diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki pemahaman visioner.
Kemampuan
visioner adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan
suatu visi yang realis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu
organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai
saat ini.
Sebagai contoh dalam bisnis
pendidikan yang semakin berkembang saat ini serta semua itu berlangsung secara
sanagt kompetitif maka para pemimpin harus memiliki kepemimpinan pendidikan
yang professional. Kepemimpinan pendidikan
yang professional menurut Drucker adalah :
1. Menangani
organisasi berdasarkan tujuan,
2. Mengambil
resiko yang lebih besar dan untuk waktu yang lebih lama, sebab ia memutuskan
sendiri alternative-alternatif pemecahan masalah beserta pengawasannya,
3. Dapat
membuat keputusan yang strategis,
4. Dapat
membangun teori yang terintegrasi dengan pengalaman,
5. Dapat
mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan tepat,
6. Dapat
melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan mengintegrasikan
fungsi-fungsinya
7. Dapat
menghubungkan hasil kerjanya dengan organisasi dengan lingkungan serta
menemukan hal-hal yang berarti sebagai bahan pengambilan keputusan dan
tindakan.
BAB II
KEPEMIMPINAN
A.
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara kompeherensif tentang bagaimana
mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas
sesuai dengan perintah yang direncanakan.
Untuk
memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
1. Stephen
A. Robbins : kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
kea rah tercapainya tujuan.
2. Richard
L. Daft : kepemimpinan (leadership)
adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah pada pencapaian tujuan.
B.
Pemimpin
dan Kepemimpinan
Pemimpin
dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping uang logam yang tidak dapat dipisahkan,
dalam artian dapat dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu
kesatuan.
Dorongan
dan semangat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin mampu
menggerakkan suatu organisasi kearah yang diinginkan, namun begitu pula
sebaliknya jika kualitas dan kompetensi seorang pemimpin adalah belum mencukupi
untuk membantu mendorong ke arah kemajuan maka artinya pemimpin tersebut hanya
memimpin dengan tujuan untuk pribadinya dan bukan untuk tujuan organisasi.
Karena tujuan organisasi artinya pemimpin memimpin dengan menerapkan dan
mewujudkan visi dan misi organisasi.
C.
Ciri-ciri
Pemimpin
Untuk
mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan syarat-syarat yang
tergambar dalam bentuk cirri-ciri yang dimiliki. Adapun cirri-ciri untuk
menjadi seorang pemimpin adalah :
1. Memiliki
kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang dimilki sangat
berguna untuk diterapkan pada saat itu, dan kompetensi tersebut diakui oleh
banyak pihak dan pakar khususnya.
2. Memahami
setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan dengan orang lain.
3. Mampu
menerapkan konsep “the right man and the
right place” secara tepat dan baik.
Untuk
memahami lebih dalam cirri-ciri pemimpin ada baiknya kita melihat pendapat yang
dikemukakan oleh George R. Terry yaitu :
1. Energy:
mempunyai kekuatan mental dan fisik.
2. Stabilitas
emosi : seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek terhadap bawahannya.
3. Human
relationship : mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.
4. Personal
motivation : keinginan menjadi pemimpin harus besar.
5. Communication
skill : mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.
D. Intuitive
Leader
Intuitive leader
adalah pemimpin yang mempergunakan intuisi dalam memimpin dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya. Intuitive leader
dilahirkan atas dasar bakat alami (natural
talent) yang dimiliki semenjak ia memulai bisnis dengan sangat sederhana,
dan itu berkembang menjadi semakin besar.
E.
Nilai-nilai
Kepemimpinan
Diungkapkan
oleh Guth dan Taguiri nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin yaitu :
1. Teoritik,
yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari
pembenaran secara rasional.
2. Ekonomis,
yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan.
3. Social,
menaruh belas kasih pada orang lain, simpati, tidak egois.
4. Politis,
berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetensi sebagai factor yang sangat
vital dalam kehidupannya.
5. Religius,
selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta.
F.
Pemimpin
dan Power
Power
(kekuasaan) adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Penggunaan power
oleh pemimpin akan semakin terlihat dalam setiap keputusan-keputusan yang
dianggap memiliki nilai penting dan memiliki pengaruh besar bagi profit dan
keberlanjutan usaha.
Pemimpin
yang ideal adalah pemimpin yang mampu memprediksi kondisi yang akan terjadi di
kemudian hari. Dalam ruang lingkup organisasi, biasanya terdapat lima jenis
kekuasaan : kekuasaan sah, kekuasaan balas jasa, kekuasaan paksaan, kekuasaan
referen, dan kekusaan ahli.
G.
Kepemimpinan
dan Perilaku
Dalam
mewujudkan suatu perilaku yang diinginkan oleh konsep manajemen maka seorang
manajer harus menggunakan kekuatannya. Kekuatan legitimasi, penghargaan, dan
koersif adalah bentuk dari kekuatan jabatan yang digunkan manajer untuk
mengubah perilaku karyawannya.
H.
Hal-hal
yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemimpin
Pada
saat seseorang menjadi pemimpin, maka itu kadang kala tidak diperoleh begitu
saja akan tetapi ada latar belakang atau hal-hal yang menyebabkan seseorang
menjadi pemimpin, antara lain tradisi atau warisan, kekuatan pribadi baik
karena alasan fisik atau kecakapannya, pengangkatan atasan, dan melalui
pemilihan.
I.
Solusi
dalam Menyelesaikan Masalah dalam Bidang Kepemimpinan
Pemimpin
yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa tempramen yang rendah. Pemimpin yang
dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak mabuk atau
terlalu cinta pada kekuasaan.
BAB III
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
PERUBAHAN
A.
Kepemimpinan
dan Manajemen Perubahan
Dalam
perspektif ilmu manajemen kepemimpinan ada beberapa tujuan yang diharapkan pada
saat perubahan itu dilakukan yaitu diharapkan organisasi dapat cepat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, perubahan yang dilakukan pada sisi
manajemen bertujuan untuk menciptakan suatukinerja yang baik, penerapan
manajemen perubahan diharapkan dapat menampung berbagai keinginan, terciptanya
suatu efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
B.
Kepemimpinan
Bisnis dan manajemen Perubahan
Peran
perencanaan menjadi sentral dalam suatu organisasi, khususnya organisasi
bisnis. Termasuk melakukan diskusi dan research
terlebih dahulu dengan tujuan bisa menjadi pendukung dalam membentuk
perencanaan yang memiliki pondasi kuat nantinya. Perencanaan melalui tahap
menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan; perkiraan lingkungan; penentuan
pendekatan-pendekata.
C.
Perhatian
Manajemen Kepemimpinan dalam Menerapkan Manajemen Perubahan pada Karyawan
Dalam
upaya mengubah diri agar berhasil dalam persaingan di masa depan, banyak
perusahaan berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan antara lain yaitu,
manajemen mutu terpadu; sistem produksi dan distribusi; persaingan berdasarkan
waktu; manajemen biaya berdasarkan aktivitas; pemberdayaan pekerja; rekayasa
ulang.
BAB IV
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN KEPUTUSAN
A.
Definisi
Karakteristik
Karakteristik
adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menempa serta
membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu member pengaruh pada setiap
keputusan yang dibuat oleh orang tersebut. Seorang pemimpin yang baik adalah yang
memiliki karakteristik sebagai pembuat keputusan.atas dasar itu syarat menjadi
pemimpin adalah dengan membangun dan mengembangkan karakteristik kepemimpinan
dalam berbagai situasi.
B.
Karakteristik
Pengambilan Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan
Karakteristik
tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Takut
pada Risiko atau Risk Avoider :
menempati tempat yang aman dan jauh dari risiko.
2. Hati-hati
pada risiko atau risk indifference :
sangat menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan itu
dilakukan.
3. Suka
pada Risiko atau Risk Seeker : bagi
mereka semakin tinggi risiko maka semakin tinggi keuntungan yang akan
diperolehnya.
C.
Tipe
Pengambilan Keputusan
Para
pengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan tipeyang
dimilikinya. Erich Form membagi tipe tersebut menjadi lima, yaitu :
1. Tipe
ketergantungan : memiliki sifat kurang percaya diri, selalu melibatkan orang
lain dalam mencari solusi.
2. Tipe
eksploitatif : pengambil keputusan akan mengeksploitasi orang lain atau bawahan
untuk kepentingan diri sendiri.
3. Tipe
tabungan : pengambil keputusan cenderung berfikir dan bersikap licik dan egois
yang tinggi.
4. Tipe
pemasaran : sering mengiklan dirinya pada banyak pihak khususnya pada bawahan
tentang konsep dan ide yang dimiliki.
5. Tipe
produktif : pengambil keputusan memiliki semangat produktif yang tinggi, dan
setiap ide pemikirannya cenderung memiliki visi dan misi yang jauh ke depan.
BAB V
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN
A.
Kepemimpinan
dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Pemimpin
yang layak dipilih ialah memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan serta
mampu me-manage keputusan tersebut hingga selesai. Sebuah keputusan manajemen
yang baik adalah memahami fungsi manajemen yang baik. Pemahaman fungsi
manajemen yang baik membuat keputusan seorang pemimpin memnemukan
keseimbangannya.
B.
Syarat-syarat
dalam Membuat Suatu Keputusan yang Baik
Syarat-syarat
itu antara lain; keputusan yang dibuat, baik yang bersifat strategis, taktis
maupun rasional, harus berkaitan langsung dengan tujuan dan berbagai sasaran
yang ingin dicapai.
1. Keputusan
yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti
menuntut pendekatan ilmiah.
2. Keputusan
yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya piker
yang kreatif, inovatif, intuitif, dan bahkan rasional.
3. Keputusan
yang diambil harusdapat dilaksanakan.
C.
Tipe
Pemimpin dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Menurut
S.P. Siagian bahwa ada 5 tipe pemimpin yaitu :
1. Tipe
yang otokratisasi : berdasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus
dipatuhi.
2. Tipe
yang militeristis : sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan
sifatnya keras.
3. Tipe
paternalistis : melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang
ibu yang penuh kasih sayang.
4. Tipe
laissez faire : membiarkan bawahan bertindak semaunya sendiri semua pekerjaan
dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.
5. Tipe
demokratis : berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya.
Dalam
melaksanakan mana tipe pemimpin yang paling baik seorang pemimpin harus
memiliki keberanian atau kekuatan dalam menjalankannya.
D.
Sebab-sebab
Munculnya Pemimpin
Menurut
Kartini Kartono ada 3 teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin
yaitu:
1. Teori
Genetis : pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat.
2. Teori
Sosial : pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat
disiapkan, dididik, dan dibentuk.
3. Teori
Ekologis atau Sintetis : seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia
memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat dikembangkan melalui
pendidikan, dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang
pemimpin.
BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
BERBAGAI KONDISI
A.
Definisi
Kondisi
Kondisi
merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi berdasarkan dan disebabkan oleh
berbagai latar yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya memiliki
berbagai dimensi yang turut serta telah mempengaruhi bentuk lahirnya berbagai
keputusan.
B. Pengambilan
Keputusan dalam Kondisi Pasti
Dalam
kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung
tanpa ada banyak alternative, keputusan yang diambil sudah jelas pada focus
yang dituju.
C. Pengambilan
Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pada
kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau
hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh.
D. Pengambilan
Keputusan dalam Kondisi Konflik
Pada
kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti
ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling
bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
BAB
VII
KEPEMIMPINAN
DAN KADERISASI
A.
Kepemimpinan
dan Kaderisasi
Pemimpin
yang bijaksana sangat mengerti jika suatu pembangunan yang berkelanjutan hanya
dapat diwujudkan secara jangka panjang, dan kaderisasi kepemimpinan adalah
salah satu pilihan mewujudkan itu semua.
B.
Pengaruh
Kaderisasi Kepemimpinan terhadap Suatu Organisasi
Jika
kita menghubungkan dengan konsep kaderisasi maka pemimpin yang bertipe
demokratis berusaha mewujudkan keberlanjutan konsep demokratis tersebut pada
generasi selanjutnya. Seorang pemimpin dengan kapasitas ilmu dan pengalaman
yang dimiliki tidak hanya dituntut mampu berkerja secara maksimal, namun juga
dituntut untuk menyiapkan kader yang bisa menggantikan posisi kepemimpinannya
suatu saat.
C.
Kepemimpinan
yang Otoriter dan Tidak Amanah
Sebuah
model kepemimpinan yang otoriter jika diteruskan oleh kader pemimpin yang
bersifat demokratis bisa membahayakan dirinya. Otoriter bersifat kekuasaan yang
mutlak, sementara demokratis mendengarkan keluhan rakyat secara detil atau
dengan kata lain kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada saat
terjadi transisi kekuasaan dari otoriter ke demokratis ini sering terjadi berbagai
bentuk eforia. Pihak selanjutnya berusaha menghukum penguasa otoriter
sebelumnya serta para pendukungnya.
BAB
VIII
PENGARUH
KEPUTUSAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KARYAWAN
A.
Pengaruh
Kepemimpinan terhadap Kualitas Kerja
Dalam
suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin adalah mendorong pembentukan
organisasi diharapkan menjadi optimal. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang
memiliki nilai kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu adalah experience dan science. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk
memiliki kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi
karyawan tersebut akan mampu mendorong peningkatan kualitas kerja.
Peran
pimpinan yang begitu besar dalam mendukung dan membangun terwujudnya nilai
kompentesi pada karyawannya, dimana pemimpin akhirnya berhasil mengkaderkan
karyawan untuk memiliki nilai kompetensi yang melebihi dari nilai kompetensi
pimpinan.
B.
Hubungan
Pemimpin dan Karyawan dalam Perspektif Manajemen Keputusan
Dalam
konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan, sangat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan yang dimiliki. Ada dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu:
1. Pemimpin
dengan gaya orientasi tugas (task-oriented)
adalah cenderung sangat mengejar target penjualan atau pengerjaan project
sangat maksimal, dan menempatkan karyawan serta seluruh sumber daya yang
dimiliki demi tercapainya target.
2. Pemimpin
dengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented)
adalah pemimpin yang memiliki pandangan dan konsep kaderisasi. Konsep
kaderisasi tersebut terlihat dengan cara pemimpin berusaha membesarkan para
karyawan yang dianggap memiliki potensi untuk dididik dan diberi pelatihan
kepemimpinan.
C.
Solusi
dalam Menyelesaikan Masalah dalam Hubungan Kepemimpinan dan Karyawan
Ada
beberapa seolusi secara umum yang dapat diterapkan dalam menyelasaikan masalah
dalam bidang kepemimpinan, yaitu:
1. Membangun
dan menghilangkan semangat kemalasan dikalangan para karyawan.
2. Bagi
para pimpinan agar selalu melakukan upgrade ilmu yang dimiliki.
3. Pemimpin
harus mampu memperlihatkan sisi positif dalam dirinya sehingga ia menjadi pihak
yang selalu diteladani.
4. Memperhatikan
tingkat kesejahteraan para karyawan serta mengkampanyekan tujuan perusahaan.
5.
BAB IX
BALANCED
SCORECARD
DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
A.
Definisi Balanced Scorecard
Balanced scorecard
terdiri dari dua kata, yaitu kartu skor (scorecard)
yang digunakan untuk mencatat score hasil kinerja suatu organisasi atau skor
individu dan berimbang (balanced)
dimaksudkan untuk menunjuk bahwa kinerja organisasi/individu diukur secara
berimbang dari dua aspek keuangan-non keuangan, jangka pendek-jangka panjang,
internal-eksternal.
B.
Balanced
Scorecard dan Manajemen Kepemimpinan
Ada
hubungan yang kuat antara balanced scorecard dengan manajemen kepemimpinan.
Dimana salah satu sisi yang ditekankan dalam balanced scorecard adalah
menghasilkan keputusan yang memiliki nilai yang bersifat berimbang. Dan memang
salah satu bentuk keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah memiliki nilai
keputusan yang berimbang. Artinya ia tidak bisa memaksa setiap keputusan yang
dilakukan atas dasar mengejar profit yang tinggi tanpa memikirkan pengembangan
kualitas pegawai, termasuk menyediakan fasilitas, gaji yang mencukupi,
tunjangan hari tua, dan berbagai bentuk lainnya.
C.
Kerangka
Balanced Scorecard (BSC)
Kaplan
dan Norton menggunakan empat standar perspektif BSC, yaitu:
1. Perspektif
financial : segala yang berkaitan dengan financial sustainability.
2. Perspektif
costumer : perspektif yang berorientasi pada pelanggan.
3. Perspektif
internal business process: serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi.
4. Perspektif
learning and growth: perspektif yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk
melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal
organisasi.
D.
Bentuk,
Karakteristik, dan Mekanisme Balance Scorecard
Bentuk,
karakteristik, dan makanisme BSC secara singkat :
1. Instrument
pengukuran kinerja manajemen yang multidimensional.
2. Akomodatif
terhadap kepentingan banyak kelompok.
3. Berorientasi
pada implementasi misi dan strategi.
4. Management
by objectives.
5. Oprsional
konkrit.
6. Seimbang
(balanced).
7. Hubungan
sebab-akibat
8. Memberikan
lagging dan leading investors kinerja sukses.
9. Sistem
manajemen era reformasi
10. Top-down
dan bottom-up
11. Strategic
business unit (SBU) based.
E.
Konsep
Strategi Balanced Scorecard
Dalam
manajemen modern, kinerja personel (manajer dan karyawan) tidak cukup hanya
diukur, namun perlu dikelolo-direncanakan secara strategic, diukur dan diniali,
serta diberi penghargaan berbasis kinerja. Strategi bersifat jangka panjang dan
taktik bersifat jangka pendek. Konsep BSC merupakan konsep yang bersifat jangka
panjang.
F.
Manajemen
Kepemimpinan Berbasiskan Balanced Scorecard
Globalisasi
dilihat sebagai bentuk pencarian masyarakat yang begerak keseluruh dunia
pergerakan tanpa batas. Seorang pimpinan harus memahami dengan jelas bahwa
masyarakat pada era sekarang ini adalah sebuah bentuk dari struktur masyarakat
global. Jika kita melihat ide dan keinginan dari dikembangkannya konsep BSC
jelas bahwa ini mengarah pada perbaikan yang berkesinambungan. Artinya BSC
memang disiapkan untuk membuat perusahaan siap masuk kepasar internasional.
BAB X
PENGAWASAN DAN KEPEMIMPINAN
A.
Definisi
Pengawasan
Secara
umum pengawasan dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan
kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi
dan misi organisasi.
Menurut
Fremont E. Kast dan james E. Rosenzweig pengawasan adalah tahap proses
manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang
diizinkan yang diukur dari harapan-harapan.teori pengawasan itu seperti halnya
teori umum lainnya, lebih banyak merupakan keadaan pikiran daripada gabungan
spesifik dari metode sistematis, ilmiah atau teknologis.
B.
Peran
Pengawasan dalam Perspektif Kepemimpinan
Secara
umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan diberlakukannya pengawasan pada
suatu organisasi, yaitu:
1. Pengawasan
memiliki peran penting terutama dalam memastikan setiap pekerjaan terlaksana
sesuai yang direncanakan.
2. Membantu
manajer dalam mengawal dan mewujudkan keinginan visi dan misi perusahaan.
3. Bernilai
positif dalam membangun hubungan baik antara pimpinan dan karyawan.
4. Menumbuhkembangkan
keyakinan.
Peran
pengawasan akan sangat terasa jika seorang pemimpin menerapkan konsep
pengawasan secara sangat baik.
C.
Tipe-tipe
Pengawasan
Secara
konsep pengawasan tersebut memiliki banyak tipe. Menurut T. Hani Handoko ada
tiga tipe pengawasan yaitu:
1. Pengawasan
pendahuluan
2. Pengawasan
concurrent
3. Pengawasan
umpan balik
D.
Alasan-alasan
Pengawasan (controlling) Dibutuhkan
Secara
umum ada beberapa alasan mengapa dalam suatu organisasi diperlukan pengawasan,
yaitu:
1. Agar
kualitas output yang dihasilkan menjadi lebih baik dan sesuai keinginan.
2. Terbentuknya
konsep manajemen sesuai dengan yang diinginkan.
3. Dengan
adanya pengawasan maksimal diharapkan tujuan dan keinginan terbentuknya Good
Corporate Governance (GCG) akan dapat diwujudkan.
E.
Pengawasan
dari Segi Keuangan
Beberapa
tujuan mengapa pengawasan keuangan layak atau diperlukan di sebuah organisasi,
yaitu:
1. Menghindari
timbulnya kebocoran dana dan terwujudnya efisiensi yang maksimal.
2. Memungkinkan
setiap pekerjaan akan terlaksana sesuai dengan time schedule yang ada.
3. Membantu
pihak akuntan internal dan eksternal dalam melihat kondisi keuangan perusahaan
yang sistematis.
4. Terlaksananya
pembuatan konsep keuangan dengan menerapkan prosedur yang representative sesuai
dengan aturan dalam dunia akuntansi.
F.
Hambatan-hambatan
dalam Pengawasan
Lawyer
menyimpulkan bahwa penolakan terhadap sistem pengawasan itu lebih besar
kemungkinannya di bawah salah satu atau lebih dari keadaan yang berikut:
1. Sistem
pengawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru.
2. Sistem
pengawasan itu menggantikan suatu sistem dimana orang mempunyai investasi besar
dalam pemeliharaannya,
3. Standar-standar
yang ditetapkan tanpa partisipasi.
4. Hasil-hasil
dari pengawasan itu disampaikan ke level yang lebih tinggi.
Adapun penolakan terhadap sistem
pengawasan yang dikemukakan di atas adalah bersifat umum, untuk secara
khususnya itu dapat disesuaikan dengan bentuk organisasi yang diawasi.
G.
Solusi
dalam Mengatasi Hambatan di Bidang Pengawasan
Untuk
mengatasi agar terciptanya pengawasan berlangsung dengan baik, maka setiap
hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi. Menciptakan hubungan
anatara tingkat atas dengan bawah agar terbentuknya sebuah control yang
maksimal, memahami konsep efektivitas, menerapkan konsep “the right man, the right place”.
BAB XI
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN