Tuesday, 5 January 2016

kali ini aku ingin posting resume buku manajemen kepemimpinan ini tugas saat semester II



Resume Buku Manajemen Kepemimpinan Karya Irham Fahmi
(disusun untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Kepemimpinan Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Siti Fatimah, M.Pd)

Oleh :
Farisa Andanan           (1411030237)
Manajemen Pendidikan Islam
Semester II/kelas D







FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1436H/2015M
BAB I
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
A.    Definisi Manajemen Kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara kompeherensif bagaimana seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumber daya yanag dimiliki serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen.
Salah satu bagian terpenting dalam ilmu manajemen adalah mempergunakan seni yang dimiliki dengan mengerahkan orang-orang untuk tujuan yang dimaksud. Penempatan kata seni ini menjadi penting dalam konsep ilmu manajemen karena dengan seni kita bisa memberikan arahan pada seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara tepat.
B.     Konsep The Right Man and The Right Place dalam Ilmu Manajemen Kepemimpinan
Penafsiran konsep the right man and the right place menjadi menarik pada saat seorang pemimpin melakukan terobosan penempatan-penempatan posisi jabatan seorang karyawan dalam bentuk promosi bukan sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Secara otonomi keputusan ini adalah wewenang seorang pemimpin namun dalam konteks ilmu manajemen ini tidak tepat.
Kualitas keputusan kepemimpinan akan menjadi lebih baik jika ia memiliki pemahaman manajerial dan non manajerial. Sebenarnya penafsiran konsep the right man and the right place bukan hanya harus dilihat bagaimana menempatkan seorang karyawan sesuai dengan tempat dan kemampuannya, namun juga harus dilihat sebaliknya bagaimana seorang pemimpin menempatkan kepemilikan ilmu yang dimilkinya sesuai dengan kepemilikan keputusan yang dilakukannya.
C.    Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas. Suatu visi dan misi hanya bisa diwujudkan jika pemimpin itu melakukannya secara sistematis, artinya suatu visi dan misi diwujudkan secara tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi bisa diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki pemahaman visioner.
Kemampuan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini.
            Sebagai contoh dalam bisnis pendidikan yang semakin berkembang saat ini serta semua itu berlangsung secara sanagt kompetitif maka para pemimpin harus memiliki kepemimpinan pendidikan yang professional. Kepemimpinan  pendidikan yang professional menurut Drucker adalah :
1.      Menangani organisasi berdasarkan tujuan,
2.      Mengambil resiko yang lebih besar dan untuk waktu yang lebih lama, sebab ia memutuskan sendiri alternative-alternatif pemecahan masalah beserta pengawasannya,
3.      Dapat membuat keputusan yang strategis,
4.      Dapat membangun teori yang terintegrasi dengan pengalaman,
5.      Dapat mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan tepat,
6.      Dapat melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan mengintegrasikan fungsi-fungsinya
7.      Dapat menghubungkan hasil kerjanya dengan organisasi dengan lingkungan serta menemukan hal-hal yang berarti sebagai bahan pengambilan keputusan dan tindakan.
BAB II
KEPEMIMPINAN
A.    Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara kompeherensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
1.      Stephen A. Robbins : kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kea rah tercapainya tujuan.
2.      Richard L. Daft : kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah pada pencapaian tujuan.
B.     Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping uang logam yang tidak dapat dipisahkan, dalam artian dapat dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu kesatuan.
Dorongan dan semangat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin mampu menggerakkan suatu organisasi kearah yang diinginkan, namun begitu pula sebaliknya jika kualitas dan kompetensi seorang pemimpin adalah belum mencukupi untuk membantu mendorong ke arah kemajuan maka artinya pemimpin tersebut hanya memimpin dengan tujuan untuk pribadinya dan bukan untuk tujuan organisasi. Karena tujuan organisasi artinya pemimpin memimpin dengan menerapkan dan mewujudkan visi dan misi organisasi.

C.    Ciri-ciri Pemimpin
Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan syarat-syarat yang tergambar dalam bentuk cirri-ciri yang dimiliki. Adapun cirri-ciri untuk menjadi seorang pemimpin adalah :
1.      Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang dimilki sangat berguna untuk diterapkan pada saat itu, dan kompetensi tersebut diakui oleh banyak pihak dan pakar khususnya.
2.      Memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan dengan orang lain.
3.      Mampu menerapkan konsep “the right man and the right place” secara tepat dan baik.
Untuk memahami lebih dalam cirri-ciri pemimpin ada baiknya kita melihat pendapat yang dikemukakan oleh George R. Terry yaitu :
1.      Energy: mempunyai kekuatan mental dan fisik.
2.      Stabilitas emosi : seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek terhadap bawahannya.
3.      Human relationship : mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.
4.      Personal motivation : keinginan menjadi pemimpin harus besar.
5.      Communication skill : mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.
D.    Intuitive Leader
Intuitive leader adalah pemimpin yang mempergunakan intuisi dalam memimpin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Intuitive leader dilahirkan atas dasar bakat alami (natural talent) yang dimiliki semenjak ia memulai bisnis dengan sangat sederhana, dan itu berkembang menjadi semakin besar.

E.     Nilai-nilai Kepemimpinan
Diungkapkan oleh Guth dan Taguiri nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin yaitu :
1.      Teoritik, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional.
2.      Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan.
3.      Social, menaruh belas kasih pada orang lain, simpati, tidak egois.
4.      Politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetensi sebagai factor yang sangat vital dalam kehidupannya.
5.      Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta.
F.     Pemimpin dan Power
Power (kekuasaan) adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Penggunaan power oleh pemimpin akan semakin terlihat dalam setiap keputusan-keputusan yang dianggap memiliki nilai penting dan memiliki pengaruh besar bagi profit dan keberlanjutan usaha.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu memprediksi kondisi yang akan terjadi di kemudian hari. Dalam ruang lingkup organisasi, biasanya terdapat lima jenis kekuasaan : kekuasaan sah, kekuasaan balas jasa, kekuasaan paksaan, kekuasaan referen, dan kekusaan ahli.
G.    Kepemimpinan dan Perilaku
Dalam mewujudkan suatu perilaku yang diinginkan oleh konsep manajemen maka seorang manajer harus menggunakan kekuatannya. Kekuatan legitimasi, penghargaan, dan koersif adalah bentuk dari kekuatan jabatan yang digunkan manajer untuk mengubah perilaku karyawannya.
H.    Hal-hal yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemimpin
Pada saat seseorang menjadi pemimpin, maka itu kadang kala tidak diperoleh begitu saja akan tetapi ada latar belakang atau hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin, antara lain tradisi atau warisan, kekuatan pribadi baik karena alasan fisik atau kecakapannya, pengangkatan atasan, dan melalui pemilihan.
I.       Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam Bidang Kepemimpinan
Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa tempramen yang rendah. Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak mabuk atau terlalu cinta pada kekuasaan.
BAB III
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PERUBAHAN
A.    Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan
Dalam perspektif ilmu manajemen kepemimpinan ada beberapa tujuan yang diharapkan pada saat perubahan itu dilakukan yaitu diharapkan organisasi dapat cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, perubahan yang dilakukan pada sisi manajemen bertujuan untuk menciptakan suatukinerja yang baik, penerapan manajemen perubahan diharapkan dapat menampung berbagai keinginan, terciptanya suatu efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
B.     Kepemimpinan Bisnis dan manajemen Perubahan
Peran perencanaan menjadi sentral dalam suatu organisasi, khususnya organisasi bisnis. Termasuk melakukan diskusi dan research terlebih dahulu dengan tujuan bisa menjadi pendukung dalam membentuk perencanaan yang memiliki pondasi kuat nantinya. Perencanaan melalui tahap menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan; perkiraan lingkungan; penentuan pendekatan-pendekata.
C.    Perhatian Manajemen Kepemimpinan dalam Menerapkan Manajemen Perubahan pada Karyawan
Dalam upaya mengubah diri agar berhasil dalam persaingan di masa depan, banyak perusahaan berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan antara lain yaitu, manajemen mutu terpadu; sistem produksi dan distribusi; persaingan berdasarkan waktu; manajemen biaya berdasarkan aktivitas; pemberdayaan pekerja; rekayasa ulang.
BAB IV
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN
A.    Definisi Karakteristik
Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menempa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu member pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut. Seorang pemimpin yang baik adalah yang memiliki karakteristik sebagai pembuat keputusan.atas dasar itu syarat menjadi pemimpin adalah dengan membangun dan mengembangkan karakteristik kepemimpinan dalam berbagai situasi.
B.     Karakteristik Pengambilan Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan
Karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Takut pada Risiko atau Risk Avoider : menempati tempat yang aman dan jauh dari risiko.
2.      Hati-hati pada risiko atau risk indifference : sangat menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan itu dilakukan.
3.      Suka pada Risiko atau Risk Seeker : bagi mereka semakin tinggi risiko maka semakin tinggi keuntungan yang akan diperolehnya.
C.    Tipe Pengambilan Keputusan
Para pengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan tipeyang dimilikinya. Erich Form membagi tipe tersebut menjadi lima, yaitu :
1.      Tipe ketergantungan : memiliki sifat kurang percaya diri, selalu melibatkan orang lain dalam mencari solusi.
2.      Tipe eksploitatif : pengambil keputusan akan mengeksploitasi orang lain atau bawahan untuk kepentingan diri sendiri.
3.      Tipe tabungan : pengambil keputusan cenderung berfikir dan bersikap licik dan egois yang tinggi.
4.      Tipe pemasaran : sering mengiklan dirinya pada banyak pihak khususnya pada bawahan tentang konsep dan ide yang dimiliki.
5.      Tipe produktif : pengambil keputusan memiliki semangat produktif yang tinggi, dan setiap ide pemikirannya cenderung memiliki visi dan misi yang jauh ke depan.
BAB V
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN
A.    Kepemimpinan dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Pemimpin yang layak dipilih ialah memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan serta mampu me-manage keputusan tersebut hingga selesai. Sebuah keputusan manajemen yang baik adalah memahami fungsi manajemen yang baik. Pemahaman fungsi manajemen yang baik membuat keputusan seorang pemimpin memnemukan keseimbangannya.
B.     Syarat-syarat dalam Membuat Suatu Keputusan yang Baik
Syarat-syarat itu antara lain; keputusan yang dibuat, baik yang bersifat strategis, taktis maupun rasional, harus berkaitan langsung dengan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
1.      Keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti menuntut pendekatan ilmiah.
2.      Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya piker yang kreatif, inovatif, intuitif, dan bahkan rasional.
3.      Keputusan yang diambil harusdapat dilaksanakan.

C.    Tipe Pemimpin dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Menurut S.P. Siagian bahwa ada 5 tipe pemimpin yaitu :
1.      Tipe yang otokratisasi : berdasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi.
2.      Tipe yang militeristis : sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras.
3.      Tipe paternalistis : melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang.
4.      Tipe laissez faire : membiarkan bawahan bertindak semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.
5.      Tipe demokratis : berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya.
Dalam melaksanakan mana tipe pemimpin yang paling baik seorang pemimpin harus memiliki keberanian atau kekuatan dalam menjalankannya.

D.    Sebab-sebab Munculnya Pemimpin
Menurut Kartini Kartono ada 3 teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin yaitu:
1.      Teori Genetis : pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat.
2.      Teori Sosial : pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik, dan dibentuk.
3.      Teori Ekologis atau Sintetis : seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat dikembangkan melalui pendidikan, dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin.

BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI KONDISI
A.    Definisi Kondisi
Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi berdasarkan dan disebabkan oleh berbagai latar yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya memiliki berbagai dimensi yang turut serta telah mempengaruhi bentuk lahirnya berbagai keputusan.
B.     Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternative, keputusan yang diambil sudah jelas pada focus yang dituju.

C.     Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh.
D.    Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
BAB VII
KEPEMIMPINAN DAN KADERISASI
A.    Kepemimpinan dan Kaderisasi
Pemimpin yang bijaksana sangat mengerti jika suatu pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat diwujudkan secara jangka panjang, dan kaderisasi kepemimpinan adalah salah satu pilihan mewujudkan itu semua.
B.     Pengaruh Kaderisasi Kepemimpinan terhadap Suatu Organisasi
Jika kita menghubungkan dengan konsep kaderisasi maka pemimpin yang bertipe demokratis berusaha mewujudkan keberlanjutan konsep demokratis tersebut pada generasi selanjutnya. Seorang pemimpin dengan kapasitas ilmu dan pengalaman yang dimiliki tidak hanya dituntut mampu berkerja secara maksimal, namun juga dituntut untuk menyiapkan kader yang bisa menggantikan posisi kepemimpinannya suatu saat.

C.    Kepemimpinan yang Otoriter dan Tidak Amanah
Sebuah model kepemimpinan yang otoriter jika diteruskan oleh kader pemimpin yang bersifat demokratis bisa membahayakan dirinya. Otoriter bersifat kekuasaan yang mutlak, sementara demokratis mendengarkan keluhan rakyat secara detil atau dengan kata lain kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada saat terjadi transisi kekuasaan dari otoriter ke demokratis ini sering terjadi berbagai bentuk eforia. Pihak selanjutnya berusaha menghukum penguasa otoriter sebelumnya serta para pendukungnya.
BAB VIII
PENGARUH KEPUTUSAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KARYAWAN
A.    Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kualitas Kerja
Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin adalah mendorong pembentukan organisasi diharapkan menjadi optimal. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu adalah experience dan science. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk memiliki kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi karyawan tersebut akan mampu mendorong peningkatan kualitas kerja.
Peran pimpinan yang begitu besar dalam mendukung dan membangun terwujudnya nilai kompentesi pada karyawannya, dimana pemimpin akhirnya berhasil mengkaderkan karyawan untuk memiliki nilai kompetensi yang melebihi dari nilai kompetensi pimpinan.


B.     Hubungan Pemimpin dan Karyawan dalam Perspektif Manajemen Keputusan
Dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan, sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang dimiliki. Ada dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu:
1.      Pemimpin dengan gaya orientasi tugas (task-oriented) adalah cenderung sangat mengejar target penjualan atau pengerjaan project sangat maksimal, dan menempatkan karyawan serta seluruh sumber daya yang dimiliki demi tercapainya target.
2.      Pemimpin dengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented) adalah pemimpin yang memiliki pandangan dan konsep kaderisasi. Konsep kaderisasi tersebut terlihat dengan cara pemimpin berusaha membesarkan para karyawan yang dianggap memiliki potensi untuk dididik dan diberi pelatihan kepemimpinan.
C.    Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam Hubungan Kepemimpinan dan Karyawan
Ada beberapa seolusi secara umum yang dapat diterapkan dalam menyelasaikan masalah dalam bidang kepemimpinan, yaitu:
1.      Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan dikalangan para karyawan.
2.      Bagi para pimpinan agar selalu melakukan upgrade ilmu yang dimiliki.
3.      Pemimpin harus mampu memperlihatkan sisi positif dalam dirinya sehingga ia menjadi pihak yang selalu diteladani.
4.      Memperhatikan tingkat kesejahteraan para karyawan serta mengkampanyekan tujuan perusahaan.
5.       
BAB IX
BALANCED SCORECARD DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
A.    Definisi Balanced Scorecard
Balanced scorecard terdiri dari dua kata, yaitu kartu skor (scorecard) yang digunakan untuk mencatat score hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu dan berimbang (balanced) dimaksudkan untuk menunjuk bahwa kinerja organisasi/individu diukur secara berimbang dari dua aspek keuangan-non keuangan, jangka pendek-jangka panjang, internal-eksternal.
B.     Balanced Scorecard dan Manajemen Kepemimpinan
Ada hubungan yang kuat antara balanced scorecard dengan manajemen kepemimpinan. Dimana salah satu sisi yang ditekankan dalam balanced scorecard adalah menghasilkan keputusan yang memiliki nilai yang bersifat berimbang. Dan memang salah satu bentuk keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah memiliki nilai keputusan yang berimbang. Artinya ia tidak bisa memaksa setiap keputusan yang dilakukan atas dasar mengejar profit yang tinggi tanpa memikirkan pengembangan kualitas pegawai, termasuk menyediakan fasilitas, gaji yang mencukupi, tunjangan hari tua, dan berbagai bentuk lainnya.
C.    Kerangka Balanced Scorecard (BSC)
Kaplan dan Norton menggunakan empat standar perspektif BSC, yaitu:
1.      Perspektif financial : segala yang berkaitan dengan financial sustainability.
2.      Perspektif costumer : perspektif yang berorientasi pada pelanggan.
3.      Perspektif internal business process: serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi.
4.      Perspektif learning and growth: perspektif yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi.

D.    Bentuk, Karakteristik, dan Mekanisme Balance Scorecard
Bentuk, karakteristik, dan makanisme BSC secara singkat :
1.      Instrument pengukuran kinerja manajemen yang multidimensional.
2.      Akomodatif terhadap kepentingan banyak kelompok.
3.      Berorientasi pada implementasi misi dan strategi.
4.      Management by objectives.
5.      Oprsional konkrit.
6.      Seimbang (balanced).
7.      Hubungan sebab-akibat
8.      Memberikan lagging dan leading investors kinerja sukses.
9.      Sistem manajemen era reformasi
10.  Top-down dan bottom-up
11.  Strategic business unit (SBU) based.

E.     Konsep Strategi Balanced Scorecard
Dalam manajemen modern, kinerja personel (manajer dan karyawan) tidak cukup hanya diukur, namun perlu dikelolo-direncanakan secara strategic, diukur dan diniali, serta diberi penghargaan berbasis kinerja. Strategi bersifat jangka panjang dan taktik bersifat jangka pendek. Konsep BSC merupakan konsep yang bersifat jangka panjang.

F.     Manajemen Kepemimpinan Berbasiskan Balanced Scorecard
Globalisasi dilihat sebagai bentuk pencarian masyarakat yang begerak keseluruh dunia pergerakan tanpa batas. Seorang pimpinan harus memahami dengan jelas bahwa masyarakat pada era sekarang ini adalah sebuah bentuk dari struktur masyarakat global. Jika kita melihat ide dan keinginan dari dikembangkannya konsep BSC jelas bahwa ini mengarah pada perbaikan yang berkesinambungan. Artinya BSC memang disiapkan untuk membuat perusahaan siap masuk kepasar internasional.
BAB X
PENGAWASAN DAN KEPEMIMPINAN
A.    Definisi Pengawasan
Secara umum pengawasan dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.
Menurut Fremont E. Kast dan james E. Rosenzweig pengawasan adalah tahap proses manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang diizinkan yang diukur dari harapan-harapan.teori pengawasan itu seperti halnya teori umum lainnya, lebih banyak merupakan keadaan pikiran daripada gabungan spesifik dari metode sistematis, ilmiah atau teknologis.
B.     Peran Pengawasan dalam Perspektif Kepemimpinan
Secara umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan diberlakukannya pengawasan pada suatu organisasi, yaitu:
1.      Pengawasan memiliki peran penting terutama dalam memastikan setiap pekerjaan terlaksana sesuai yang direncanakan.
2.      Membantu manajer dalam mengawal dan mewujudkan keinginan visi dan misi perusahaan.
3.      Bernilai positif dalam membangun hubungan baik antara pimpinan dan karyawan.
4.      Menumbuhkembangkan keyakinan.
Peran pengawasan akan sangat terasa jika seorang pemimpin menerapkan konsep pengawasan secara sangat baik.
C.    Tipe-tipe Pengawasan
Secara konsep pengawasan tersebut memiliki banyak tipe. Menurut T. Hani Handoko ada tiga tipe pengawasan yaitu:
1.      Pengawasan pendahuluan
2.      Pengawasan concurrent
3.      Pengawasan umpan balik
D.    Alasan-alasan Pengawasan (controlling) Dibutuhkan
Secara umum ada beberapa alasan mengapa dalam suatu organisasi diperlukan pengawasan, yaitu:
1.      Agar kualitas output yang dihasilkan menjadi lebih baik dan sesuai keinginan.
2.      Terbentuknya konsep manajemen sesuai dengan yang diinginkan.
3.      Dengan adanya pengawasan maksimal diharapkan tujuan dan keinginan terbentuknya Good Corporate Governance (GCG) akan dapat diwujudkan.
E.     Pengawasan dari Segi Keuangan
Beberapa tujuan mengapa pengawasan keuangan layak atau diperlukan di sebuah organisasi, yaitu:
1.      Menghindari timbulnya kebocoran dana dan terwujudnya efisiensi yang maksimal.
2.      Memungkinkan setiap pekerjaan akan terlaksana sesuai dengan time schedule yang ada.
3.      Membantu pihak akuntan internal dan eksternal dalam melihat kondisi keuangan perusahaan yang sistematis.
4.      Terlaksananya pembuatan konsep keuangan dengan menerapkan prosedur yang representative sesuai dengan aturan dalam dunia akuntansi.
F.     Hambatan-hambatan dalam Pengawasan
Lawyer menyimpulkan bahwa penolakan terhadap sistem pengawasan itu lebih besar kemungkinannya di bawah salah satu atau lebih dari keadaan yang berikut:
1.      Sistem pengawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru.
2.      Sistem pengawasan itu menggantikan suatu sistem dimana orang mempunyai investasi besar dalam pemeliharaannya,
3.      Standar-standar yang ditetapkan tanpa partisipasi.
4.      Hasil-hasil dari pengawasan itu disampaikan ke level yang lebih tinggi.
Adapun penolakan terhadap sistem pengawasan yang dikemukakan di atas adalah bersifat umum, untuk secara khususnya itu dapat disesuaikan dengan bentuk organisasi yang diawasi.
G.    Solusi dalam Mengatasi Hambatan di Bidang Pengawasan
Untuk mengatasi agar terciptanya pengawasan berlangsung dengan baik, maka setiap hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi. Menciptakan hubungan anatara tingkat atas dengan bawah agar terbentuknya sebuah control yang maksimal, memahami konsep efektivitas, menerapkan konsep “the right man, the right place”.



BAB XI
ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN


Faranda's Blog . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates